Dulu... Duluuuuu sekali.
Gue pernah berpacaran dengan seorang personil Jikati 48, gue tau mereka
nggak dibolehin pacaran, secara gue pernah pacaran dengan dia sebelum
dia jadi artis seperti sekarang...
Nabilah Ratna Ayu, An Energetic Talkativ Baby (Ini bukannya karena gue
bisa bahasa inggris, ini cuman gue copas dari bio twitternya)
Dia orangnya lugu (dari dulu) polos (macem kaus putih oblong yang
biasanya dijual di jalan malioboro), cantik macem bidadari, dan tentu
saja banyak cowok-cowok yang suka dan kepengen banget sama dia.
Untungnya, gue salah satu orang yang beruntung...
Dulu, kami kenalan di sebuah pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapur (kalau kalian nggak tau
dimana itu singapur, udah nggak usah nanya)
Waktu itu gue sendiri di pesawat,dapet tiket gratis (iya gratis, bukan
hati aja yang kosong, dompet gue juga), dan akhirnya dia duduk di
sebelah kursi gue, di dekat jendela, berlatarkan langit biru indonesia
dia tersenyum, dan akhirnya hati gue terisi kembali...
Awalnya sih canggung, kadang suka ngelirik ke sebelah, ngeliatin dia
yang sedang baca sebuah Manga yang gue enggak tau judulnya apa.
Dia dengan ajaibnya, ngelirik balik, dan senyum. Seakan-akan ada Kamera
CCTV di telinganya buat ngawasin Cowok-cowok ganjen cem gue gini.
"hmm... kak," kata gue canggung (gobloknya gue manggil dia kakak, kenyataannya gue lebih tua, tuuuuaaaaaaaa banget.)
"hmmm, iya?" dia melempar senyuman ke gue, gue yang terbiasa dilempar batu bata kelabakan, dan melting...
"hmmm... Manganya bagus ya?"
"iya."
Faaaaaaaakkkk, gue bingung mau bales apa, emang kagak kreatif pertanyaan gue tadi. Ulang....
Hening sementara, sambil nunggu kesempatan.
"WOIIII LIAT TUH!!!!!"
"Ada apaa??!!"
"ADA BINTANG JATOOOHHH!!!"
"hah? mana? mana?"
"ITU! di mata kamu..." eaaaakkk
Diapun langsung cengenges-cengenges
"Hahaha, ah kakak ini gombalannya"
Yes! Berhasil! Walau akhirnya orang-orang di Kabin pada nengok dan pada
bingung apa mereka ada di pesawat atau rumah sakit jiwa, tapi peduli
amat~
Singkat cerita, kami berkenalan...
Dia ngasih tau namanya, tempat tinggalnya, kemudian cita-citanya jadi seorang penyanyi...
Dan gue, yang ngasih tau gimana kota gue yang sering banjir, cita-cita
gue yang kepengen jadi penulis dan jadi astronot (ini ngimpi)
Dan mengenai gue yang (sering banget) ditolak cewek...
Nggak terasa perjalanan jadi terasa sangat singkat, hingga akhirnya sampai ke tujuan.
Dia di singapura, sama seperti gue, kepengen jalan-jalan aja (bedanya dia bayar sendiri)
Dengan segala kemodusan dompet kosong, dan hati kosong gue, gue ngomong ke dia:
"Kita travelingnya sama-sama aja yuk, biar hemat biaya transportasi, dan nggak bosen juga"
"Boleh... Yuk, kita cari taksi!"
Yes! Walupun hati dan dompet gue kosong, seengaknya ada otak gue yang
bisa ngisi keduanya, untung otak gue encer (saking encernya
sampai-sampai keluar dari telinga)
So, seharian itu kita jalan-jalan keliling kota...
Ke patung ala kota singapur bentuk singa nyemburin aer.
Disana gue sempat menjelaskan ke dia tentang sejarah patung tersebut,
dan tentang Singa setengah Ikan yang dipercaya sebagai Pelindung Kota
Singapur (bermodalkan wikipedia dan wifi gratisan)
Atau juga berjalan kaki di tempat (gue lupa namanya) khusus buat pejalan kaki yang konon terpanjang di dunia.
Makan di restoran (dimana dia makannya yang mahal, dan gue minum air putih doang, tapi akhirnya dibayarin sama dia)
Dan akhirnya kami cari hotel (dan tentu aja kamarnya berbeda, jangan mesum dulu makanya)
Di malam yang gelap, dibalik jendela transparan lantai 18 berhiaskan Perkotaan dan Langit penuh Bintang.
Gue melantunkan doa....
(Doa mau tidur)
Seusai sekian hari jalan-jalan, bersantai, bersenang-senang dengan dia.
Kamipun memutuskan pulang menaiki pesawat yang sama, dan disengajakan duduk di kursi yang bersebelahan.
Langit biru cerah, dan awan putih mengumpal dengan indahnya. Seakan-akan
langit tau, ada Malaikat disana dan menyambutnya dengan ramah.
Di ketinggian 30.000 kaki, gue memulai pembicaraan...
"Hey"
"Yaa? dia melemparkan senyum, lebih manis dan lebih lebar, menunjukan kebahagiaan yang sangat.
"Asik ya di singapur, dan sekarang kita mesti kembali ke kota masing-masing..."
"iya..." raut wajahnya berubah
"Ada yang mau kuomongkan, jadi begini... Aku tahu kita belum cukup lama
mengenal, tapi aku sudah jatuh ke kamu. Jadi maukah kamu mengulurkan
tangan, meraih tanganku, dan berkata iya?"
Hening...
"iya aku mau, tapi...."
"TAPI KENAPA?? Jauh?? Tenang aja! Aku nggak peduli sejauh apa kita nantinya, semoga Tuhan bisa memotong jarak di antara kita."
"bukan itu, tapi ..."
"tapi kenapa??"
"Running to walk again... Don't you see i've waited long enough.."
Suara serak yang dialuni alunan musik rock membangunkan gue, Walk dari
Foo Fighters sebuah lagu yang biasa jadi Lagu Alarm gue...
JADI?? TADI MIMPI?? YA TUHAAAAANNNN KENAPAAAAAA????? :((
Buat kalian yang baca ini, nggak perlu bingung, kecewa, apalagi
marah-marah sambil ngedoain yang macem-macem ke penulis ini, mending
ngedoain saya bisa jadian sama Nabilah JKT48
Amin...
- Blogger Comments
- Facebook Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment